TAKENGON,Tren24jam.com-Dinkes Aceh Tengah Gelar Konferensi Pers Terkait Gagal Ginjal Akut Pada Anak dan HIV Yang mulai tersebar di wilayah yang terkenal destinasi tempat wisatawan dataran tinggi itu yang di gelar di ruangan Dinas Kesehatan, Kab , Aceh Tengah pukul 11.45 wib (20/10).
Dalam keterangannya, Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Aceh Tengah Dr. Yunasri.M.Kes saat gelar konferensi pers itu . iya mengatakan " kita melarang kepada masyarakat untuk mengkonsumsi obat sirup pada anak anak hal itu sudah tertuang pada surat keputusan menkes."Ucap dia
Lagi di sambung oleh nya, Sehingga untuk waktu pemakaian obat sirup belum dapat kita tentukan hingga sampai kapan dan kita masih menunggu keputusan dari kemenkes , selanjut nya ia juga mengatakan merujuk data yang diperoleh pihak dinas, kasus HIV dan AIDS dari tahun 2006 - 2022 sebanyak 67 kasus, dengan rincian 31 HIV dan 36 AIDS, "Sebut Dr. Yunasri.M.Kes selaku kepala dinas kesehatan tersebut
Kembali di jelasakannya,"Yang masih bertahan sebanyak 31 orang, sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 36 orang. Dalam status pengobatan sebanyak sebanyak 21 orang, 10 orang melakukan pengobatan di luar Aceh Tengah," kata Yunasri, sembari menyebut yang bersangkutan enggan berobat di daerahnya.
Selama tahun 2022, total kasus HIV dan AIDS sebanyak delapan kasus, dengan rincian empat HIV dan empat AIDS. dari jumlah ini, empat orang dilaporkan meninggal dunia. Akhir-akhir ini, kasus HIV AIDS menjadi sorotan netizen di media sosial . Mereka minta dinas kesehatan "terbuka" dengan kasus ini . Sehingga masyarakat dapat waspada.
Netizen turut mempertanyakan dari mana sumber penularannya . Namun Yunasri menyebut mayoritas penularan HIV AIDS di Aceh Tengah bersumber dari hubungan seksual di luar daerah Aceh Tengah.
"Secara epidemiologi, kita sangat berisiko. Aceh Tengah menjadi pusat Pariwisata, tentu kita sangat mendukung, namun terkadang rentan terjadi penularan HIV AIDS yang dibawa oleh orang luar. Pun demikian, ada juga di Aceh Tengah, bahkan ada di kecamatan, "tutur nya.
"Lagi dia menyampaikan , Aceh Tengah juga terdapat objek berisiko. "Ini menjadi pusat utama kita nanti untuk melakukan screening terhadap orang berisiko ,"ungkapnya.
Dikataknnya lagi oleh Yunasri itu, menyebut dari hasil screening, jenis pekerjaan yang terinfeksi kasus HIV AIDS ini beragam, mulai dari ibu rumah tangga, PNS, tenaga kersehatan, wiraswasta, Pekerja salon, sopir, pedagang, abang becak, petani, dan Polri.
"Hampir rata semua jenis pekerjaan ada, ini datanya sejak tahun 2006. Bahkan untuk tahun 2022, pekerjaan mereka PNS, Honor, Wiraswasta dan petani. Diantara nya, 6 laki laki dan 2 perempuan, "ringkas nya.
Sementara ini dinkes Aceh Tengah terus berupaya melakukan pencegahan dan sosialisasi, bahkan, penyakit ini dikalangan masyarakat masih tergolong tabu. "Kendala kita dilapangan sedikit terkendala, ada tempat yang beresiko tinggi, namun kami ditolak, karena mereka menilai penyakit ini tabu ," keluh Yunasri.
Lebih lanjut kata dia, tahun 2010 silan mereka telah membentuk Komite Penanggulangan AIDS (KPA) yang diketuai oleh Wakil Bupati Aceh Tengah, Firdaus, namun, wadah ini tidak bergerak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. "Kedepan kita akan gandeng P2P untuk memanaskan kembali mesin organisasi ini,"jelas kadis itu
Kasus Human IImmunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired immunodeficiency Syndrome (AIDS) menghantui Kabupaten Aceh Tengah.
Dari data yang dilaporkan Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tengah, Yunasri, kasus ini sudah ada sejak 2006 silam. Dalam rentang tahun 2006-2022, sebanyak 18. 470 orang telah dilakukan pemeriksaan screening diduga berisiko HIV AIDS. "Khusus tahun 2022 sebanyak 2.400 orang telah dilakukan pemeriksaan screening, " katanya ,"dalam keterangan Konferensi persnya itu.
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai dengan topik dan tidak menaruh link aktif. Terima kasih atas perhatiannya.