Pati, Tren24jam.com - Warga Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati, Jawa Tengah mendesak kepada pihak Pembangkit Listrik Negara (PLN) Cabang Pati untuk segera memberi penambahan tiang listrik di wilayah tersebut. Hal itu menyusul lantaran masih ada sekitar 3 RT yang terdiri hampir 500 rumah di Desa Baturejo yang hanya menginduk dengan 1 tiang listrik saja.
"Sudah berkali-kali kami menyampaikan ke pemerintah desa untuk ditindak lanjuti ke pihak PLN, namun ternyata dari pihak PLN kurang merespon," ungkap Sumadi warga Desa Baturejo Senin (21/9/2020).
Menurutnya, kebutuhan penambahan tiang listrik sangat perlu. Sebab, selain untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman atau korsleting yang nantinya akan berimbas pada ratusan rumah, tiang listrik yang diharapkan itu bisa untuk mengantisipasi atau mencegah terjadi korsleting pada ratusan rumah agar semua tidak terjadi pemadaman. "Coba kalau ada korsleting pada 1 tiang listrik itu, pasti akan berimbas pada ratusan rumah terjadi pemadaman, tapi kalau ada penambahan tiang, pasti hanya beberapa rumah yang padam," ujarnya.
Sumadi juga meminta kepada pihak PLN agar lebih serius. Pasalnya, sesuai informasi pihak pemerintah desa sudah pernah mengusulkan untuk meminta penambahan tiang listrik, hanya saja usulan itu ternyata belum diindahkan oleh pihak PLN.
"Presiden pernah mencanangkan program Indonesia Terang, namun apabila di daerah yang sudah maju seperti di Pati, ada desa minta penambahan tiang listrik namun tidak direspon, itu artinya program dari Presiden tidak dipahami oleh PLN," sindirnya.
Sementara Kepala Desa Baturejo, Harsono ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa hanya 1 tiang listrik didusun Bombong desa Baturejo yang digunakan untuk ratusan rumah. Masyarakat resah apabila terjadi korsleting pada 1 tiang itu lalu sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, sehingga harapan masyarakat agar ada perhatian dari pihak PLN untuk memberikan penambahan tiang.
"Pada 1 tiang itu, digunakan untuk ratusan rumah dan kabelnya disambung dari rumah ke rumah dan masyarakat khawatir apabila terjadi korsleting, pasti ratusan rumah itu akan padam, karena cuma menginduk pada 1 tiang listrik," katanya.
Ditambahkannya, pihak desa sebelumnya sesuai informasi melalui pemerintahan lama pernah mengusulkan ke pihak PLN untuk penambahan tiang listrik, hanya saja tidak diindahkan, dan beberapa waktu lalu usulan tersebut disampaikan lagi ke PLN, sehingga kali ini hanya menunggu kapan itu direalisasi.
"Kita usulkan lagi, dan kali ini kita menunggu, kapan pihak PLN turun untuk dipasang penambahan tiang, dan sesuai hasil koordinasi katanya akan disampaikan dulu ke PLN Kudus," paparnya.
Dalam 1 tiang, lanjut Harsono, kabel yang tersambung digunakan sekitar 350 rumah, padahal sesuai kebutuhan untuk tiang yang dibutuhkan hanya sekitar 16 sampai 20 tiang.
"Kita hanya menunggu, semoga permohonan kami bisa terealisasi, karena jangan sampai sesuatu yang tidak diinginkan terjadi gara-gara belum adanya penambahan tiang listrik," pungkasnya. (PJW)
Post a Comment
Berkomentarlah sesuai dengan topik dan tidak menaruh link aktif. Terima kasih atas perhatiannya.