Mula cerita dari Ana/ istri Salman, suaminya itu pagi hari dijemput beberapa orang mengaku sebagai rekannya, namun Ana tidak mengenalnya,
"Tadi pagi suamiku dijemput beberapa orang sekitar jam 6.00 wib mengaku sebagai temannya, tapi aku gak kenal sama sekali dengan orang-orang itu dan aku pun gak tau mereka mau kemana, habis itu perasaanku gak enak setelah mereka pergi, tahu-tahu kok kayak gini jadinya." Ucap Ana dengan nada sedih
Sekitar pukul 10.00 wib Ana dikabari bahwa suaminya meninggal dunia dengan kondisi yang mengenaskan dan terdapat banyak luka akibat penganiayaan. Dan sekitar pukul 16.30 wib korban dikuburkan di pemakaman umum kampung tersebut.
Petugas Piket Polsek Pangkalan Brandan saat dikonfirmasi via telepon seluler membenarkan kejadian tersebut,
"Iya benar bang tadi pagi ada kasus pembuhunan, kita pun sudah datangi rumah duka untuk mencari informasi, kemudian kami dari Polsek Pangkalan Brandan meminta kepada pihak keluarga untuk bekerja sama agar kasus ini dapat diusut secara hukum atau jangan diikhlaskan begitu saja." Tegas petugas piket
Sementara warga jalan Pompa Air Boboran terkesan marah atas kejadian yang menimpah Salman, dimana Salman memiliki dua orang anak yang masih kecil-kecil, satu orang Sekolah Dasar (SD), satunya lagi masih Taman Kanak-kanak (TK) dan mereka berencana akan mendatangi Kantor Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) KONTRAS Medan untuk membantu proses pengusutan.
Penulis : Lasso/T24