Timika Papua, Tren24jam.com - Memasuki hari ke 26 kerja dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (TGTPP) Covid-19 kabupaten Mimika memastikan tidak patuhnya warga atas imbauan pemerintah untuk tetap tinggal dirumah sehingga angka penyebaran virus melalui transmisi lokal akan terus melonjat. Sementara ruang Isolasi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika saat ini hanya tersisa 5 kamar.
Data Covid-19 Kabupaten Mimika |
“Kami mau kasih tahu, bahwa hari ini di RSUD Mimika merawat 15 pasien, artinya bahwa dari 20 tempat tidur yang tersedia di RSUD di ruang isolasi hanya tersisa 5 tempat tidur. Yang kedua kapasitas di shelter ada 28 kamar itu artinya shelter tidak siap. Dan hari ini 10 kamar terpakai, artinya bahwa shelter tidak cukup untuk jika terjadi lonjakan kasus dari hasil tracing kontak, sudah ada 500 dan hampir sebagian besar OTG yang jumlah 221 dan, sementara OTG 147 dan PDP ada 64 sehingga total keseluruhan berjumlah 432, “tegas Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kabupaten Mimika. Reynold Ubra kepada wartawan, rabu (15/04/20) melalui Video Teleconfrece bersama Wakil Bupati Mimika Johannis Rettob yang difasilitasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika kabupaten Mimika.
Ia jelaskan, bahwa data ini menunjukkan bahwa transmisi lokal di Timika masih akan terjadi dan penyebaran terus terjadi. Dan dari dan data TGTPP menunjukkan bahwa penyebaran tranmisi lokal sudah ada 4 distrik yang dijadikan zona merah.
“Ada 4 distrik yang dijadikan sebagai zona merah penyebaran covid-19, masing masing Distrik Wania, Distrik Mimika Baru, Distrik Tembagapura dan Distrik Kuala Kencana. Sementara yang masuk dalam zona kuning atau hati hati adlah distrik Mimika Timur,”ungkap Reynold.
Jubir TGTPP menjelaskan, bahwa hasil hari ini terjadi penamabahn 3 orang yang statusnya Pasien Dalam Pemantaun (PDP) sehingga dengan penambahan ini, maka jumlah PDP sampai saat ini berjumlah 64 orang.
“Dan dari 64 orang ini, sebanyak 23 orang di rawat di tiga Rumah Sakit.
Tiga rumah sakit tersebut, di RSUD Mimika sebanyak 15, di RS Tembagapura 5 orang dan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat berjumlah 3 orang. Hari ini juga ada 4 sampel yang dikirim dari RS Tembagapura ke Jayapura, sementara Orang Dalam Pemantauan (ODP) baru ada penambahan tiga orang, yang ditemukan 1 orang di RSDU Mimika dan di Puskesmas Timika Jaya ada 2 orang. Sehingga ODP secara mandiri berjumlah 147 orang,”katanya.
Diakui Reynold bahwa data yang terakhir Orang Tanpa Gejala (OTG), terjadi penamabah sebanyak 11 orang dan di Tembagapura ada 2 orang, dan berdasaran hasil tracing kontak ada 9 orang serta hari ini juga ada OTG yang dinyatakan selesai dalam pemantaun dan total jumlah OTG berjumlah 221 orang dan semua melakukan isolasi mandiri.
“Ini gambaran bahwa aktifitas masyarakat yang tetap melakukan pergerakan sehingga memindahkan virus corona dari orang yang terinveksi kepada orang yang sehat.
Gambaran PDP baru ini, adalah merupakan pasien yang sebenarnya dua minggu lalu atau pada bulan lalu, sebelum diberlakukannya pembatasan baik tranpritasi penerbangan udara dan laut, ini mereka sudah terinfeksi tetapi mereka ada dirumah dan tidak dengan sadar mereka datang melapor ke fasiltas kesehatan untuk melapor,”ucapnya.
kata Reynold yang disebut fenomena gunung es, dan oleh karena itu fenomena es ini harus dibongkar dengan cara melakukan tracing kontak.
“Tetapi ketika orang-orang yang pada akhirnya dihari kemarin, setelah ada pembaatasan sosial, merek mulai mengalami gejala. Dan disini lah baru terlihat satu satu fenomena gunung es itu mulai di laporkan oleh pihak rumas sakit. Karena mereka sebagian besar dengan sudah gejala sedang dan bahkan gejala berat sehingga mereka melakukan isolasi mandiri,”akunya.
Menurutnya, transmisi lokal akan terjadi dan bisa terus menyebar luas apabila pergeraka kota ini berlangsung seperti biasa.
“Instrurksi, arahan dari Bupati dan Wakil Bupati untuk tetap ada dirumah sampai hari ini tidak terlihat dasampai hari ini tidak terlihat dan tidak dilaskanakan dengan rasa penuh tanggungjawab oleh warga Mimika. Pasar sebagai pusat untuk tempat dimana pemenuhan bahan pokok masyarakat masih buka, tetapi anehnya toko toko bangunan, bengkel, toko toko Handphone, toko pakai yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan urusan sama sekali dengan penyedia sembako ini masih ada,”katanya.
Kalau wilayah ini bisa dilakukn penutupan, maka tidak akan bisa menyebar ke wilayah wilayah lain, termasuk virus ini bisa pindah ke kampung kampung dan ke pesisir.
“Sebenarnya sadar atau tidak, dengan pembatasan sosial yang sudah berjalan sejak 26 Maret lalu. Dari hasil pemantauan dilapangan, selain penutupan jalan oleh tim gugus dari dinas perhubungan, semestinya juga dikuit para lurah, RT, RW dengan mengambil bagian dengan melakukan pembatasan tingkat Lurah, RW dan sampai tingkat RT,”pinta Reynold.
Kita dia, tim gugus dengan data yang ada menunjukkan bahwa dari hasil tracing terjai di dalam rumah yang sudah ditetapkan sebagai status PDP.
“Teryata didalam rumah mereka yang sudah ditetapkan status sebagai PDP masih melakukan aktifitas seperti biasa, bahkan ada beberapa orang yang tidak melakukan ibadah di gereja karena ditutup. Tapi mereka masih berkunjung ke rumah rumah untuk melakukan ibadah persekutuan, ini menjadi persoalan. Kami butuh kedewasaan dan berpikir dari masyarakat Mimika itu sendiri,”keluh Reynold.
(Dedi Abakai)