Timika Papua, Tren24jam.com - Tim Gugus Tugas Pemda Mimika, melalui Juru Bicara Reynold Ubra, menyampaian melalui telpon seluler pada minggu malam. Bahwa dua warga Mimika telah positif Virus Corona, minggu (29/03/20).
Dinas Provinsi sudah merilisnya. Sesuai protokoler, informasi ini harus diumumkan terlebih dahulu dari pusat, provinsi baru daerah,” ungkap Reynold Ubra di telpon selulernya.
Kedua warga ini berada pada usia golongan 25-34 tahun dan 45-54 tahun. Keduanya kini telah diamankan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mimika.
“Sample keduanya telah dikirim ke Jayapura pada Sabtu kemarin dan keduanya dinyatakan Postif Virus Corona.
Reynold menjelaskan, dua pasien positif corona ini merupakan warga Mimika yang sebelumnya melakukan perjalanan ke luar daerah.
“Dari empat sample PDP yang sedang dirawat, dua positif, satu pasien negatif dan satu imported case,” ujarnya.
Reynold menambahkan, pemantauan jejak kasus ini mulai dilakukan sejak 25 Maret hingga Minggu 29 maret 2020 Hasilnya, di Mimika sudah mencapai 39 kasus yang terdiri atas 2 positif, 13 PDP, 7 ODP dan 19 Orang Tanpa Gejala.
“Total semua 39 kasus. Temuan PDP, ODP maupun orang tanpa gejala merupakan hasil kasus sejak tanggal 25 Maret hingga malam ini. Kami masih menunggu ada satu kasus PDP lagi yang sedang dalam pemeriksaan laboratorium,” ungkapnya.
Dengan kenyataan ini, Reynold Ubra mengatakan Tim Gugus Tugas akan berupaya membentengi Mimika dengan menelusuri contact tracing dari dua pasien terhadap keluarga dekat, kerabat maupun lingkungan sekitar serta melakukan pemantauan lokasi (tempat pasien datang/kunjungi).
“Kami akan mencari tahu lokasi-lokasi sejauh mana mereka berkunjung baik di tempat belanja maupun tempat kerumunan orang banyak sehingga kami pastikan tidak terjadi transmisi lokal,” ungkapnya.
Ia berpesan kepada seluruh masyarakat Mimika agar menghindari transmisi lokal dengan tetap tinggal di rumah guna bersama dapat memutuskan mata rantai virus ini.
“Pemda sudah lakukan upaya maksimal dan akan terus melakukannya. Hal utama agar tidak terinfeksi adalah tetap di rumah, selalu cuci tangan, jika belum cuci tangan jangan sentuh mata, mulut dan hidung serta selalu jaga jarak dengan menghindari keramaian,” ujarnya berpesan.
Reynold menjelaskan, masa keemasan menguaknya virus ini di Mimika sebenarnya telah dimulai sejak minggu lalu namun setelah Mimika melakukan lockdown, barulah terungkap.
“Ini semua bisa dihentikan kalau kita bijaksana. Kami juga harap agar mereka yang sudah terkena ini terbuka tentang informasi yang kami tanyakan agar kita bisa melakukan penelusuran lebih dalam baik yang melakukan kontak langsung maupun tidak, terutama keluarga dan kerabat pasien,” harapnya.
Ia juga meminta warga Mimika agar tidak memberikan stigma negatif terhadap persoalan ini terutama kepada para pasien.
“Stigma dan diskriminasi akan menjadi penghambat kita dalam melakukan pemutusan mata rantai terutama transisi lokal,” jelasnya.
Sementara itu terkait dengan fasilitas kesehatan yang akhir-akhir ini ramai ditanyakan, Reynold mengatakan pada hari ini (Minggu-red) sejumlah fasilitas kesehatan yang dipesan dari Jakarta sudah tiba di Mimika.
Diantaranya 150 baju pelindung (500 yang di pesan, sisahnya menyusul) Alat Pelindung Diri (masker dan sarung tangan), cairan desinfektan dan alat elektrik penyemprotan desinfektan.
“Besok pagi ada juga alat dan fasilitas kesehatan lainnya yang tiba dari Jakarta dan Jayapura. Kami juga akan melanjutkan kegiatan beberapa hari ini yang sudah dilakukan termasuk sosialisasi dalam bahasa Komoro dan Amunge serta bahasa lima suku kekerabatan lainnya,” ungkapnya.
Penulis : Dedi
Dinas Provinsi sudah merilisnya. Sesuai protokoler, informasi ini harus diumumkan terlebih dahulu dari pusat, provinsi baru daerah,” ungkap Reynold Ubra di telpon selulernya.
Kedua warga ini berada pada usia golongan 25-34 tahun dan 45-54 tahun. Keduanya kini telah diamankan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mimika.
“Sample keduanya telah dikirim ke Jayapura pada Sabtu kemarin dan keduanya dinyatakan Postif Virus Corona.
Reynold menjelaskan, dua pasien positif corona ini merupakan warga Mimika yang sebelumnya melakukan perjalanan ke luar daerah.
“Dari empat sample PDP yang sedang dirawat, dua positif, satu pasien negatif dan satu imported case,” ujarnya.
Reynold menambahkan, pemantauan jejak kasus ini mulai dilakukan sejak 25 Maret hingga Minggu 29 maret 2020 Hasilnya, di Mimika sudah mencapai 39 kasus yang terdiri atas 2 positif, 13 PDP, 7 ODP dan 19 Orang Tanpa Gejala.
“Total semua 39 kasus. Temuan PDP, ODP maupun orang tanpa gejala merupakan hasil kasus sejak tanggal 25 Maret hingga malam ini. Kami masih menunggu ada satu kasus PDP lagi yang sedang dalam pemeriksaan laboratorium,” ungkapnya.
Dengan kenyataan ini, Reynold Ubra mengatakan Tim Gugus Tugas akan berupaya membentengi Mimika dengan menelusuri contact tracing dari dua pasien terhadap keluarga dekat, kerabat maupun lingkungan sekitar serta melakukan pemantauan lokasi (tempat pasien datang/kunjungi).
“Kami akan mencari tahu lokasi-lokasi sejauh mana mereka berkunjung baik di tempat belanja maupun tempat kerumunan orang banyak sehingga kami pastikan tidak terjadi transmisi lokal,” ungkapnya.
Ia berpesan kepada seluruh masyarakat Mimika agar menghindari transmisi lokal dengan tetap tinggal di rumah guna bersama dapat memutuskan mata rantai virus ini.
“Pemda sudah lakukan upaya maksimal dan akan terus melakukannya. Hal utama agar tidak terinfeksi adalah tetap di rumah, selalu cuci tangan, jika belum cuci tangan jangan sentuh mata, mulut dan hidung serta selalu jaga jarak dengan menghindari keramaian,” ujarnya berpesan.
Reynold menjelaskan, masa keemasan menguaknya virus ini di Mimika sebenarnya telah dimulai sejak minggu lalu namun setelah Mimika melakukan lockdown, barulah terungkap.
“Ini semua bisa dihentikan kalau kita bijaksana. Kami juga harap agar mereka yang sudah terkena ini terbuka tentang informasi yang kami tanyakan agar kita bisa melakukan penelusuran lebih dalam baik yang melakukan kontak langsung maupun tidak, terutama keluarga dan kerabat pasien,” harapnya.
Ia juga meminta warga Mimika agar tidak memberikan stigma negatif terhadap persoalan ini terutama kepada para pasien.
“Stigma dan diskriminasi akan menjadi penghambat kita dalam melakukan pemutusan mata rantai terutama transisi lokal,” jelasnya.
Sementara itu terkait dengan fasilitas kesehatan yang akhir-akhir ini ramai ditanyakan, Reynold mengatakan pada hari ini (Minggu-red) sejumlah fasilitas kesehatan yang dipesan dari Jakarta sudah tiba di Mimika.
Diantaranya 150 baju pelindung (500 yang di pesan, sisahnya menyusul) Alat Pelindung Diri (masker dan sarung tangan), cairan desinfektan dan alat elektrik penyemprotan desinfektan.
“Besok pagi ada juga alat dan fasilitas kesehatan lainnya yang tiba dari Jakarta dan Jayapura. Kami juga akan melanjutkan kegiatan beberapa hari ini yang sudah dilakukan termasuk sosialisasi dalam bahasa Komoro dan Amunge serta bahasa lima suku kekerabatan lainnya,” ungkapnya.
Penulis : Dedi